Walau tampak sama dari segi bentuk maupun fungsi, sekrup dan baut adalah alat perkakas yang berbeda.
Dari segi kegunaan, sekrup dan baut memang bermanfaat sebagai penyambung maupun pengencang antar benda.
Meski demikian, perhatikan lagi dengan seksama beberapa perbedaan sekrup dan baut seperti berikut.
1. Definisi
Definisi atau pengertian dari sekrup dan baut perlu dimengerti lebih dulu.
Sekrup merupakan jenis alat penyambung dengan uliran pada bagian batangnya.
Sekrup dirancang pula sebagai pengencang sambungan antara dua benda atau lebih.
Namun berbeda dari baut yang memiliki mur, sekrup sama sekali tidak membutuhkan mur dalam proses pengencangannya.
Sementara itu, baut pun sebenarnya merupakan alat penyambung sekaligus pengencang antara dua benda atau lebih dengan bentuk yang tidak lancip di bagian ujungnya.
Baut memerlukan mur dan ring supaya benda bisa ditahan dan dirakit dengan optimal.
Orang-orang dalam penggunaan baut memakai batang sebagai pasak lalu mur sebagai penerap gaya.
Oleh sebab itu, jika sekrup berulir, maka kebanyakan batang baut justru tidak memiliki ulir agar bisa menjadi pasak yang tepat.
2. Fungsi
Kesamaan fungsi sekrup dan baut adalah sebagai penyambung dan pengencang material atau benda tertentu.
Namun sebenarnya, terdapat perbedaan dalam hal fungsi pada keduanya.
Sekrup umumnya digunakan untuk proyek konstruksi seperti membuat bingkai atau membuat pagar.
Konstruksi ringan hingga sedang banyak menggunakan sekrup sebagai penyambung dan pengencang.
Namun untuk baut, biasanya penggunaan diterapkan untuk proyek konstruksi berat karena lebih kuat untuk menahan dan menyambung material.
Bersama dengan mur, baut juga lebih mudah dalam hal bongkar pasang daripada penerapan sekrup.
3. Kekuatan
Sekrup dan baut memiliki tingkat kekuatan yang juga tidak sama.
Baut memiliki kekuatan lebih tinggi karena memiliki mur sebagai pengunci baut saat dipasang sebagai penyambung material.
Mur menjamin baut tidak mudah lepas dan menjamin pemasangan sangat kencang.
Kekuatan baut akan berkurang saat baut dan mur berkarat; saat berkarat tentu fungsinya tidak lagi maksimal.
Namun untuk sekrup, kekuatannya lebih rendah daripada baut karena penerapan sekrup tidak dengan mur.
Sekrup hanya menempel ke material yang dipasang sehingga cukup mengandalkan material tersebut saja.
Jadi, sekrup menjadi lebih gampang lepas nantinya saat material mulai rapuh atau lemah seiring waktu.
4. Bahan Pembuatan
Bahan pembuatan sekrup dan baut memang rata-rata sama, umumnya adalah baja.
Namun dari segi variasi, baut bisa dibuat dari bahan-bahan lain, seperti nilon, kuningan, perunggu, dan stainless steel.
Baut dan mur juga ada beberapa yang terbuat dari besi biasa, namun baut dan mur dari baja memang lebih banyak dijumpai.
5. Material yang Disambung/Dipasang
Sekrup dan baut juga berbeda dalam hal material yang dikerjakan, baik dalam penyambungan maupun pemasangan.
Masing-masing sekrup dan baut memiliki kelebihannya masing-masing, dan penerapan sekrup biasanya pada material-material seperti berikut :
- Logam
- Kayu
- Dek
- Dinding
- Papan
Sementara itu, penerapan baut berbeda, yakni umumnya pada material-material ini :
- Balok
- Beton
- Papan logam
Sekrup dan baut memiliki kemampuan menahan beban material yang berbeda, dan baut lebih sesuai untuk proyek konstruksi kelas berat.
Dalam penggunaan sekrup dan baut, hasilnya akan maksimal apabila beban material dipertimbangkan.
6. Ulir
Perbedaan antara sekrup dan baut juga terletak pada bagian ulirnya jika diperhatikan secara jeli.
Bila dilihat, sebenarnya bentuk ulir keduanya tampak menonjol perbedaannya.
Ulir pada batang sekrup lebih penuh dan rapat, dari bagian ujung hingga batang dekat kepala.
Ulir pada sekrup memiliki ujung yang lebih lancip atau runcing; rancangan sekrup dibuat demikian karena fungsinya sekaligus untuk melubangi material saat memasukkannya.
Sedangkan ulir pada baut tidak begitu penuh dan cenderung jarang-jarang; ulir terlihat tidak sampai ke dekat kepala dan hanya di batang.
Ulir pada baut memiliki ujung yang juga berbeda dari sekrup, yaitu tumpul/tidak lancip dan cenderung tirus.
Ujung ulir dirancang demikian pada baut supaya bisa dipasang bersama mur sehingga pas saat proses memasukkan maupun menguncinya ke material.
7. Alat Pemasang
Dalam pemasangan sekrup dan baut ke material, alat yang digunakan tidak sama.
Pemasangan sekrup umumnya menggunakan obeng atau screwdriver.
Pemasangan baut menggunakan kunci pas atau wrench.
8. Harga
Sekrup dan baut walau dari segi bentuk dan fungsi mirip, harga dibedakan menurut kualitas dan kekuatannya.
Harga sekrup biasanya lebih terjangkau dibandingkan dengan harga baut dan harga baut relatif lebih mahal.
Hal tersebut berkaitan dengan kelas proyek dan kekuatan dari perkakas itu sendiri.
Baut lebih banyak digunakan dalam proyek konstruksi berat karena kekuatan dan keawetannya dalam menjadi penyambung dan pengencang material.
Jadi sekalipun baut dibanderol dengan harga lebih tinggi daripada sekrup, sebenarnya memilih baut justru menjadi sebuah cara menghemat uang ke depannya.
Konstruksi menggunakan baut menjamin keawetan sambungan material dalam jangka panjang.
Terlebih penggunaan baut dan mur juga memudahkan dalam proses bongkar pasangnya daripada sekrup.
Ketika membutuhkan alat penyambung dan pengencang yang tepat, pertimbangkan segala perbedaan sekrup dan baut di atas sebelum memilih yang sesuai.
Dengan memahami perbedaan keduanya, penggunaan sekrup atau baut bisa disesuaikan dengan kelas proyek konstruksi untuk hasil maksimal.