Kain batik tidak sekadar kain yang menjadi bahan pakaian formal, lebih dari itu, kain batik adalah warisan budaya asli Indonesia.
Popularitas batik yang kini semakin meluas dan mendunia, ditambah dengan modernisasi, proses pembuatan batik pun menjadi lebih beragam.
Bagi para calon pengrajin batik atau orang-orang yang masih baru dalam dunia batik-membatik, berikut ini adalah peralatan untuk membatik yang wajib ada.
1. Kain

Kain mori adalah bahan utama yang perlu disiapkan untuk membatik, khususnya jika ingin membuat batik tulis.
Kain mori adalah kain berwarna putih karena merupakan bahan kapas yang sudah melewati proses pemutihan.
Kain mori juga telah melalui proses klasifikasi khusus dan terdiri dari tiga jenis, yakni kain mori biru, kain mori prima dan kain mori primisima.
Untuk kualitas paling baik dan tinggi, kain mori primisima layak dicoba untuk proses membatik.
Daya serap kain mori pun tergolong tinggi pada proses pewarnaan, namun kain mori primisima memiliki daya serap yang kurang dibandingkan kain mori jenis lain.
Selain kain mori, jenis kain yang bisa digunakan untuk membatik adalah kain sutera, kain grey, kain rayon dan sebagainya.
2. Canting

Dalam proses membatik, canting adalah alat wajib, yakni alat yang mirip dengan pulpen dan berfungsi utama sebagai alat melukis motif pada kain.
Canting sendiri terdiri dari tiga bagian, yakni gagang, nyamplung dan cucuk.
Gagang adalah bagian pangkal yang dipegang oleh pengrajin batik pada proses membatik dan biasanya terbuat dari bambu atau kayu.
Nyamplung adalah wadah tempat ditaruhnya lilin/malam, lalu cucuk adalah ujung canting mirip selang melengkung yang berfungsi mengalirkan malam dari nyamplung.
Biasanya, bagian cucuk pada canting terbuat dari tembaga dan tersedia dalam ukuran berbeda-beda.
Canting sebagai penoreh malam agar menjadi corak pada kain juga terdiri dari beberapa jenis, yakni canting tembok, canting cecek, dan canting klowong.
3. Kompor Kecil dan Wajan

Selain canting, kompor kecil beserta wajan adalah alat yang wajib ada dan jangan sampai ketinggalan.
Keduanya memiliki fungsi utama sebagai pemanas malam agar nantinya malam bisa menempel ke kain lebih mudah saat sedang proses melukis.
4. Zat Pewarna

Dalam membuat batik, zat pewarna baik itu alami maupun sintetis/buatan bisa digunakan sesuai kebutuhan.
Zat pewarna alami biasanya diambil dari bahan alami, seperti misalnya kulit buah jalawe untuk warna cokelat agak hijau, kunyit dan secang untuk warna kuning, dan indigofera untuk mendapat warna biru.
Kulit buah manggis juga kerap digunakan sebagai zat pewarna alami yang menghasilkan warna ungu kebiruan pada batik.
Ada pula yang menggunakan bawang merah untuk warna coklat jingga, daun teh untuk penghasil warna coklat saja, dan buah kelama yang membentuk warna coklat agak krem.
Zat pewarna sintetis/buatan terbuat dari bahan kimia dengan berbagai macam warna disesuaikan untuk penggunaan melukis kain batik.
Remasol, indigosol dan napthol adalah tiga bahan kimia utama yang membentuk zat pewarna sintetis untuk proses membatik.
5. Bak/Ember

Pengrajin batik juga memerlukan sebuah wadah yang bisa digunakan sebagai tempat menyelupkan warna.
Oleh sebab itu, ember atau bak tergolong sebagai peralatan penting sebagai wadah penyelupan warna saat membatik.
6. Malam/Lilin

Malam atau lilin khusus untuk batik juga termasuk bahan yang utama karena pengrajin batik perlu melukis malam/lilin lebih dulu pada kain.
Pengrajin batik biasanya membuat pola motif menggunakan pensil dengan menggambarnya lebih dulu pada kain.
Setelah membuat gambaran pola motif tersebut dengan pensil, baru kemudian pengrajin melukis malam/lilin sesuai pola motif yang sudah ada.
Usai melukis menggunakan bahan malam, selanjutnya pengrajin baru memberi pewarna pada kain.
Penorehan malam/lilin harus menggunakan canting supaya bisa menempel atau merekat pada kain dengan sempurna.
Dari proses keduanya akan terhasilkan motif dan pola batik yang berbeda-beda, unik sekaligus indah.
7. Saringan

Pengrajin batik juga perlu menyiapkan penyaring, yakni alat yang digunakan untuk malam/lilin.
Malam/lilin perlu dicairkan lebih dulu sebelum pengrajin melukiskannya pada kain, namun setelah dicairkan, malam/lilin perlu disaring lebih dulu.
8. Bandul

Bandul merupakan alat pemberat yang pengrajin batik gunakan supaya bisa menahan kain batik yang sedang dikerjakan.
Bandul yang digunakan dalam proses membatik umumnya berat karena terbuat dari kayu, besi atau bisa juga dari bahan lainnya.
Demi mencegah supaya kain tidak mudah berpindah atau bergeser sehingga berisiko lukisan tercoret dan terjadi kesalahan, bandul digunakan sebagai penahan kain.
9. Gawangan

Peralatan untuk membuat batik juga meliputi gawangan, yakni alat dari bambu atau kayu yang berfungsi menyangga proses membatik.
Gawangan umumnya, terutama pada zaman dulu, memiliki hiasan di bagian atas berupa ukiran.
Ukiran pada gawangan bagian atas tampak berbentuk motif tertentu, bisa berupa tumbuhan atau naga.
Peralatan untuk membatik pada dasarnya terdiri dari kesembilan alat penting tersebut, baik kain batik digunakan untuk membuat pakaian, lukisan, tas, atau bentuk kerajinan lainnya.
Peralatan tersebut digunakan sebagai pembuat batik tulis, sebab batik cap merupakan jenis kain batik yang dibuat menggunakan alat cap dan tidak sama peralatannya dengan pembuatan batik tulis.