Kawat Nikrom – Fungsi, Jenis dan Cara Menggunakan

Kawat nikrom adalah salah satu alat laboratorium yang penting untuk dikenal dan dipahami pengertian, fungsi serta cara kerjanya oleh para pekerja di laboratorium.

Kawat nikrom merupakan jenis kawat yang umumnya diandalkan dalam proses uji nyala api di bahan kimia.

Kawat nikrom yang terbuat dari nikel (60%) dan krom (40%) ini digunakan untuk uji nyala api karena kemampuan tahan apinya sangat tinggi dan baik.

Kombinasi nikel dan krom (maka dinamakan kawat nikrom) merupakan kombinasi material terbaik untuk percobaan apapun terhadap api.

Meski bahan utama pembuatan kawat nikrom adalah nikel dan krom, ada pula kawat nikrom yang mengandung material besi.

Pemahaman akan fungsi dan cara menggunakan kawat nikrom sangat penting, maka berikut ini adalah penjelasan singkatnya.

Fungsi Kawat Nikrom

Kawat nikrom adalah jenis kawat dengan nama kombinasi dari bahan ia terbuat, yakni logam nikel dan krom yang ada pada pemanas pada umumnya.

Baik penggunaannya secara umum maupun di laboratorium, fungsi kawat nikrom ini antara lain meliputi :

  • Sebagai bahan uji nyala api yang diterapkan ke bahan kimia tertentu.
  • Sebagai elemen pemanas untuk beberapa alat pemanas, seperti halnya pengering rambut dan pemanggang roti.
  • Sebagai pengidentifikasi senyawa dalam bahan kimia seperti unsur logam alkali.

Kawat nikrom sangat bagus dalam mendukung proses identifikasi logam alkali dengan melihat hasil warna nyala apinya.

Warna dari logam alkali bervariasi karena unsur pembentuknya yang juga berbeda-beda.

Selain itu, kawat nikrom adalah elemen pemanas untuk berbagai alat elektronik yang membutuhkannya karena kawat jenis ini adalah konduktor yang bisa diandalkan.

Jenis Kawat Nikrom

Kawat nikrom sendiri pun terdiri dari dua jenis, yakni dikenal dengan istilah Nikrom A dan Nikrom C di mana keduanya dibedakan dari ketahanan terhadap api.

  • Nikrom A

Nikrom A adalah jenis kawat nikrom yang pembuatannya menggunakan bahan nikel 80% dan krom 20%.

Koefisien ketahanan suhu jenis kawat nikrom A diketahui lebih rendah daripada nikrom C karena ketahanan nikrom A mencapai 1150 derajat Celsius

  • Nikrom C

Nikrom C adalah jenis kawat nikrom yang pembuatannya menggunakan kombinasi bahan nikel 60%, krom 16% dan keseimbangan besi 24%.

Dengan adanya campuran bahan besi pada kawat nikrom C, ketahanan suhu lebih rendah dan hanya mencapai 1000 derajat Celsius.

Meski berbeda dari segi ketahanan terhadap suhu panas, nikrom A dan nikrom C sama-sama jenis kawat nikrom yang memiliki ketahanan korosi tingkat tinggi.

Cara Menggunakan Kawat Nikrom

Selain memahami fungsi maupun jenis kawat nikrom, ketahui pula cara penggunaan kawat jenis ini dengan benar.

1. Menggunakan Bunsen sebagai Bahan Bakar

Dalam uji nyala terhadap api pada sampel uji, gunakan bunsen untuk bahan bakarnya.

Jika tidak terdapat pembakar berupa bunsen, gunakan pembakar spiritus sebagai pengganti atau alternatif.

Meski demikian, keduanya adalah pembakar yang berbeda namun fungsi dan pemanfaatannya sama di laboratorium.

2. Menggunakan HCL sebagai Pembersih

Pada uji nyala api ke sampel uji, salah satu langkah penting yang tidak sebaiknya terlewatkan adalah proses membersihkan kawat nikrom sebelum menggunakannya.

Dalam membersihkan kawat nikrom, gunakan HCL, yakni cairan yang tergolong kuat dan berkemampuan utama melarutkan zat-zat yang bersifat kotor pada kawat nikrom.

Jadi, kawat nikrom sebelum penerapannya dalam uji nyala api perlu dalam kondisi bersih lebih dulu.

Pembersihkan kawat nikrom menggunakan HCL tidak akan memengaruhi proses pengujian sama sekali.

Walau kawat nikrom sudah terkena paparan HCL sebagai pembersih, HCL tidak mengandung warna nyala api saat dibakar.

Dengan begitu, pengujian nyala api bisa tetap dilakukan tanpa mengganggu hasil akhirnya.

Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa HCL paling banyak digunakan di laboratorium saat diperlukan untuk membersihkan kawat nikrom.

3. Menguji Nyala Api

Selesai dengan proses membersihkan kawat nikrom dengan larutan HCL, uji nyala api bisa segera dilakukan.

Pertama-tama, larutan HCL jangan disingkirkan dulu karena masih diperlukan; pastikan juga sampel untuk uji nyala api sudah siap.

Teteskan larutan HCL sedikit saja pada kawat nikrom yang sudah dibersihkan sebelumnya, lalu ujung kawat dekatkan dan tempelkan ke dalam sampel yang hendak diuji.

Kemudian, lanjutkan dengan mengambil ujung kawat nikrom tersebut dan meletakkannya pada bagian atas bunsen.

Bunsen dalam keadaan tersebut harus sedang siap menyala.

Warna nyala api hasil pengujian biasanya sesuai dengan unsur sampel yang diuji, terutama bila sampel pada pengujian memiliki kekhasan pada warna yang menyala.

Dalam proses pengujian pun, terdapat rumus penghitungan kawat nikrom; NiCr adalah untuk rumus kimia nikrom dan NiFeCr adalah rumus kimia komponen sampel berkandungan zat besi.

Kawat nikrom yang sudah dipakai untuk uji nyala api akan menghitam sebagai bagian dari perubahan kimia hasil dari pembakaran.

Dalam penggunaan kawat nikrom di laboratorium, dapat disimpulkan bahwa harus tersedia lebih dulu sampel pengujian untuk bisa mengidentifikasi warna nyala api.

Memahami kawat nikrom dari segi fungsi, jenis hingga cara menggunakan adalah upaya dalam meminimalisir kesalahan uji nyala api serta memudahkan proses pengujian itu sendiri.