Bekerja di laboratorium kimia tentu tidak lagi asing dengan salah satu alat pentingnya, yakni kawat kasa.
Kawat kasa laboratorium merupakan sebuah alat berupa lembaran kawat tipis beberapa lapis atau susun terbuat dari logam tipis dan memiliki bentuk fisik menyerupai jaring.
Pada bagian tengah rangkaian kawat terdapat keramik yang memiliki fungsi utama mengirimkan panas.
Panas ini akan merata pada seluruh sisi apabila di laboratorium dilakukan pemanasan terhadapnya.
Penempatan kawat kasa ini biasanya dilakukan pada cincin penyangga yang terdapat di dudukan retort; tepatnya ada pada antara pembakar sebagai penyangga alat laboratorium atau gelas kimia saat proses pemanasan berlangsung.
Untuk penggunaan kawat kasa laboratorium secara tepat, kenali lebih dulu penjelasan fungsi hingga cara penggunaannya sebagai berikut.
Fungsi Kawat Kasa Laboratorium
Terdapat dua fungsi utama dari kawat kasa laboratorium, yaitu antara lain :
- Menjadi Penopang saat Pemanasan Larutan
Peran utama kawat kasa adalah menjadi penopang wadah sampel yang hendak diuji atau dianalisa.
Salah satu proses di laboratorium yang membutuhkan kawat kasa adalah pemanasan larutan.
Proses pemanasan yang banyak digunakan pada zaman sekarang adalah hotplate.
Walau sudah menggunakan alat modern, pemanasan sampel di laboratorium masih berjalan biasa seperti dulu.
Hotplate tidak selalu dan tidak banyak digunakan karena biasanya ketersediaan di laboratorium tergolong sedikit.
Karena proses pemanasan larutan masih konvensional, maka dibutuhkan kawat kasa yang diposisikan pada bagian atas kaki tiga.
Setelah persiapan kawat kasa selesai, peneliti bisa melakukan pemanasan sampel menggunakan pembakar bunsen.
Kawat kasa juga cocok untuk mendukung proses pemanasan sampel dengan pembakar spiritus.
- Menjadi Penopang pada Penguapan Larutan
Kawat kasa laboratorium juga tergolong umum digunakan sebagai penopang wadah saat proses penguapan larutan.
Wadah yang ditopang oleh kawat kasa ini berupa cawan; khusus pada penguapan larutan akan menggunakan wadah berupa cawan.
Masih dengan cara konvensional pada proses penguapannya yang meliputi pemurnian garam dan rekristalisasi, kawat kasa ditaruh di atas kaki tiga dan proses penguapan bisa dimulai.
Cara Menggunakan Kawat Kasa Laboratorium
Penggunaan kawat kasa laboratorium pada dasarnya cukup mudah, yakni melalui langkah-langkah sebagai berikut.
- Persiapan Alat
Langkah awal adalah persiapan alat-alat laboratorium yang hendak digunakan, baik itu untuk proses pemanasan maupun penguapan sampel.
Kasa kawat, kaki tiga, sampel yang hendak diuji, serta bahan pembakar (pembakar bunsen atau spiritus) adalah yang perlu dipersiakan.
Untuk menyalakan pembakar, maka diperlukan juga persiapan korek api.
- Perangkaian Alat
Saat hendak menggunakan kawat kasa laboratorium, lakukan perangkaian alat laboratorium dari awal.
Pertama-tama, taruh pembakar bunsen atau pembakar spiritus di bagian paling bawah.
Posisikan alat berupa kaki tiga pada bagian atas pembakar; kaki tiga ini merupakan alat penyangga.
Untuk bagian atas kaki tiga, taruh kawat kasa sesuai kebutuhan; saat pemasangan kawat kasa, lapisan keramik harus terletak dengan benar di tengah pembakaran.
- Penyalaan Pembakar
Ketika sudah siap dengan posisi alat masing-masing yang benar, pembakar bunsen atau spiritus pun bisa dinyalakan.
Ini merupakan langkah terakhir setelah kawat kasa dipasang; nyalakan bunsen menggunakan korek api dan panaskan sampel yang sudah diletakkan di wadah pada kawat kasa tadi.
Kawat kasa laboratorium merupakan alat penting yang berfungsi menyangga agar proses memanaskan dan menguapkan sampel bisa berjalan dengan baik.