9 Jenis Alat Ukur Berat dan Fungsinya

Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai besaran suatu objek. Salah satu jenis alat ukur yang umum ditemui oleh masyarakat adalah alat ukur berat, yang kerap kali disebut timbangan atau neraca.

Untuk menimbang sesuatu, tentu kita harus tahu timbangan jenis apa yang perlu dipakai agar hasil pengukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Maka dari itu kenali jenis-jenis alat ukur berat beserta kegunaannya ini:

1. Timbangan Duduk

Timbangan jenis ini paling sering dijumpai di pusat perbelanjaan sembako, seperti pasar ataupun toko kelontong. Cara memakainya adalah dengan meletakkan benda yang akan diukur di atas timbangan. Skala atau ukuran timbangan duduk berkisar antara 1 kg sampai 500 kg. Timbangan ini memiliki beberapa kapasitas berat bergantung dari penggunaannya.

timbangan duduk
timbangan 2-20 kg

Bentuk timbangan duduk pada umumnya berbentuk kotak dengan kaca lingkaran yang di dalamnya terdapat skala dan jarum penunjuk serta bagian atasnya dilengkapi dengan wadah untuk menaruh bahan yang akan ditimbang.

Timbangan duduk dengan batas maksimal 2 kg digunakan untuk menimbang kebutuhan sembako seperti beras, telur, sayur, daging dan lain-lain. Timbangan dengan batas 20 kg digunakan untuk menimbang bahan makanan juga, namun dalam skala besar.

timbangan manual berdiri
timbangan kapasitas 500 kg

Sedangkan timbangan duduk dengan kapasitas sampai 500 kg biasanya digunakan untuk menimbang hasil panen, perkebunan, peternakan ataupun keperluan industri.

Terkhusus timbangan dengan kapasitas maksimum 500 kg biasanya memiliki roda di bawahnya sehingga dapat dipindahkan mengingat timbangan ini lebih besar dan berat.

2. Timbangan Kodok

timbangan kodok

Timbangan kodok juga ramai ditemukan di pasar ataupun toko kelontong. Bisa dibilang timbangan jenis ini termasuk timbangan yang sudah cukup lama digunakan dan sampai sekarang masih banyak yang memakainya, apalagi di pasar tradisional.

Namun timbangan kodok tidak semudah penggunaan timbangan duduk, karena memerlukan anak beban dalam pengukurannya. Cara memakai timbangan ini adalah dengan meletakkan objek timbangan ke wadah timbangan lalu menyeimbangkannya dengan anak beban yang sepaket dengan timbangan ini.

Anak beban tersebut biasanya terdapat dalam berat 50 gram, 100 gram, 200 gram, 500 gram dan 1000 gram (1 kg). Nah tugas penimbang di sini melihat lengan timbangan apakah sudah seimbang atau belum, jika sudah maka dapat ditetapkan beratnya sama dengan total anak beban yang diletakkan tadi.

3. Timbangan Badan

timbangan badan
timbangan berat badan

Timbangan ini sering dijumpai di pusat kesehatan seperti klinik, rumah sakit, puskesmas ataupun apotek. Namun kadang juga dimiliki oleh masyarakat awam untuk mengontrol berat badan mereka.

Seperti dengan namanya, timbangan ini digunakan untuk mengukur berat badan seseorang. Kita cukup berdiri pada timbangan tersebut dan jarum akan menunjukkan berat badan.

Secara umum bentuk timbangan ini adalah persegi dengan skala pada sisi atasnya yang dilengkapi dengan skala berat. Saat menaiki timbangan ini maka jarum akan bergerak dan menunjukkan berat badan.

timbangan berat dan tinggi badan
timbangan berat dan tinggi badan

Untuk keperluan kesehatan, timbangan ini diletakkan dengan alat pengukur tinggi badan. Ketika berdiri untuk mengukur badan, maka tenaga kesehatan juga dapat mengukur tinggi badan. Terdapat pula timbangan badan yang didesain untuk menimbang berat bayi.

4. Timbangan Ohaus

Timbangan Ohaus lebih sering disebut dengan istilah neraca Ohaus, secara umum juga disebut neraca analitik. Diberi nama demikian, karena neraca ini dapat mengukur berat suatu objek dengan ketelitian 0,01 gram bahkan sampai 0,001 gram, tergantung dari brand timbangannya.

Timbangan dengan ketelitian tinggi ini banyak digunakan di lingkungan laboratorium ataupun farmasi, untuk mengukur zat ataupun obat dalam skala yang kecil. Hal ini karena kegiatan lab ataupun peracikan obat memerlukan keakuratan dalam menimbang bahan sebelum dilakukan penelitian/peracikan.

Neraca ini umumnya terdapat dalam 2 bentuk yaitu digital dan manual. Neraca Ohaus digital menampilkan hasil pengukuran pada layar digital.

timbangan ohaus digita
neraca Ohaus digital

Sedangkan neraca ohaus manual dilihat dari angka yang ditunjukkan dan perlu dilakukan penjumlahan manual.

Neraca ohaus manual ini berupa neraca dengan 2 atau 3 lengan, yang masing-masing lengan mempunyai skala dan cincin penunjuk skala. Singkatnya neraca ohaus digital lebih mudah digunakan dibandingkan dengan jenis manual.

timbangan ohaus manual

5. Timbangan Mikro Kuarsa

timbangan mikro kuarsa

Sama halnya dengan timbangan Ohaus, timbangan mikro kuarsa juga digunakan dalam lingkungan laboratorium dan sains. Timbangan ini hanya memiliki batas pengukuran 1 gram, namun dengan ketelitian yang sangat tinggi, sehingga dapat mengukur berat gas yang sangat sedikit.

Dengan ketelitian ini bahkan dapat menyatakan berat suatu objek dalam satuan nanogram dan mikrogram. Melihat kemampuannya dapat mengukur dengan skala kecil, maka harga dari timbangan ini juga mahal dan memang hanya digunakan untuk keperluan sains dan penelitian.

6. Timbangan Gantung

timbangan gantung

Sesuai dengan namanya, timbangan ini digunakan dengan cara menggantung objek yang akan ditimbang pada pengait yang telah terhubung dengan skala timbangan.

Prinsip kerja timbangan ini memakai pegas, jadi ketika pengait tertarik ke bawah karena berat objek, maka pegas akan melar dan dapat menunjukkan berat objek tersebut. Timbangan ini terdapat dalam bentuk digital dan manual, dimana bentuk digital lebih teliti dibandingkan dengan yang manual.

7. Timbangan Digital

timbangan digital

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, timbangan digital menampilkan hasil pengukuran pada layar display. Secara sekilas bentuk timbangan ini serupa dengan neraca ohaus digital, hanya saja timbangan digital yang dimaksud disini dapat digunakan secara konvensional.

Artinya dapat digunakan dalam kegiatan sehari-hari seperti menimbang sembako, benda-benda kerajinan ataupun keperluan lainnya. Namun karena lebih mahal, masyarakat kadang lebih memilih timbangan yang manual saja seperti timbangan duduk ataupun timbangan kodok.

Timbangan ini lebih sering ditemui pada usaha berskala menengah sampai atas, seperti pada coffee shop untuk menimbang bahan kopi sebelum diseduh. Pada toko laundry untuk menimbang baju ataupun toko kue untuk menimbang bahan pembuatan kue.

Meski dalam usaha tersebut tidak membutuhkan ketelitian pengukuran yang tinggi, namun kemudahan dalam penggunaan timbangan digital menjadi alasan untuk memilih timbangan ini.

8. Timbangan Hybrid

timbangan hybrid

Disebut timbangan hydrid karena timbangan ini memadukan beberapa jenis timbangan menjadi 1 jenis timbangan. Timbangan hybrid merupakan perpaduan dari timbangan duduk (manual) dan timbangan digital.

Sekilas timbangan ini mirip dengan timbangan duduk skala 500 kg yang dilengkapi dengan roda, namun bahannya lebih kuat dan modern. Lalu hasil pengukuran ditampilkan secara digital yaitu melalui layar display.

9. Jembatan Timbang

weighbridge

Jembatan timbang secara harfiah adalah alat ukur berat, karena mengukur berat kendaraan yang melintas di atasnya. Jembatan ini dalam bahasa inggris disebut weighbridge.

Konsepnya yaitu ketika kendaraan melalui jembatan ini, maka akan mengukur berat kendaraan tersebut dengan komponen pengukuran dalam jembatan ini.

Jembatan ini banyak digunakan dalam industri besar, seperti industri kelapa sawit. Ketika mobil truk melintasi jembatan, maka bobot truk beserta isi yang ditampung akan terhitung, sehingga dapat diketahui umpan produksi yang masuk. Jembatan ini tidak sembarang ditemukan, pembangunannya pun sulit dan memerlukan biaya yang mahal.