7 Cara Mengatasi Mobil Kemasukan Air

Banjir atau hujan lebat menjadi hal yang paling ditakuti oleh semua orang, tak terkecuali bagi pemilik kendaraan khususnya mobil. Maka dari itu perawatan mobil saat musim hujan harus lebih ekstra.

Dapat dibayangkan jika mobil harus melewati jalanan yang penuh dengan genangan air akibat hujan atau parahnya berada pada kondisi terendam banjir. Bukan tidak mungkin mesin mobil akan mengalami kerusakan bahkan mati.

Umumnya air yang masuk ke dalam mobil dapat melalui knalpot, dashboard, celah bawah mobil, dan lainnya. Hal yang menjadi masalah besar apabila air telah masuk ke dalam mesin mobil.

Jika dalam kondisi demikian sebaiknya jangan melakukan starter atau menyalakan mesin mobil ketika mengetahui bahwa mobil terendam banjir, sebab dapat menimbulkan water hammer.

Water harmmer merupakan kondisi di mana air yang masuk ke dalam ruang bakar mengakibatkan tekanan sangat besar pada ruang mesin akibat air yang terkurung di dalam mesin.

Jika tetap memaksa untuk menyalakan mesin saat mobil dalam kondisi demikian, bukan tidak mungkin mesin mobil menjadi rusak dan mau tidak mau harus membawanya ke bengkel.

Lalu bagaimana cara mengatasi mobil yang kemasukan air? Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan agar mesin mobil tidak semakin rusak ketika kemasukan air.

1. Jangan Menyalakan Mesin

Langkah pertama yang harus dilakukan saat mobil kemasukan air yakni dengan tidak menyalakan mesin mobil. Sebaiknya pindahkan mobil ke tempat yang terbebas dari banjir atau tempat kering dengan cara mendorongnya.

Hal ini untuk mencegah timbulnya arus pendek atau konsleting pada sistem kelistrikan. Kita tidak pernah tahu apakah air telah masuk ke dalam mesin hingga ke ruang pembakaran atau tidak.

Memaksa menyalakan mesin ketika air masuk ke dalam mobil justru berbahaya. Selain dapat menyebabkan konsleting, air yang masuk dapat merusak komponen-komponen mesin lainnya sehingga kerugian yang ditanggung juga tidak sedikit.

2. Mematikan Sumber Listrik Mesin

Cara berikutnya ketika mobil kemasukan air yakni segera mematikan sumber listrik mesin. Seperti yang diketahui sebuah mobil memiliki sumber listrik yang berasal dari aki dan terhubung dengan komponen-komponen mesin.

Jika tidak segera mencabut kabel aki, dalam kondisi basah kabel tersebut dapat menyebabkan konsleting pada mobil. Pencabutan kabel aki mobil juga tidak sembarangan.

Pertama-tama pastikan bahwa mobil berada pada tempat kering terlebih dahulu. Kemudian periksa apakah mesin mobil terutama aki dalam kondisi basah atau tidak. Jika basah ada baiknya untuk keringkan aki terlebih dahulu menggunakan lap kering sebelum mencabut kabel aki.

3. Mengeringkan Bagian Perapian

Sebuah mobil dilengkapi dengan sistem perapian yang biasanya tersusun atas beberapa komponen seperti filter udara, busi, alternator, koil, karburator, dan delco kabel. Jika mobil kemasukan air atau bahkan terendam akibat banjir, bagian-bagian inilah yang sering mengalami kerusakan.

Penting untuk mengeringkan bagian perapian agar tidak semakin rusak. Periksa apakah komponen-komponen perapian tersebut dalam kondisi baik sehingga nantinya mobil tidak akan mengalami kerusakan parah dan mesin masih dapat dihidupkan.

Dan sebaliknya jika mesin mobil mati hingga menyebabkan mogok, dapat dipastikan jika mobil harus mendapatkan perawatan ekstra. Jika sudah begitu, segera bawa mobil ke bengkel resmi sebab bagian perapian merupakan komponen yang sangat sensitif.

4. Ganti Oli Mesin

Oli pada mesin mobil memang sebaiknya diganti setidaknya 6 bulan sekali untuk memaksimalkan kinerja mesin. Namun jika mobil kemasukan air sebaiknya oli juga tetap harus diganti.

Hal ini dikarenakan oli mesin telah bercampur dengan air dan apabila dibiarkan senyawa yang terkandung di dalam oli dapat merusak mesin mobil sebab daya pelumas oli telah hilang.

Dampaknya mesin mobil semakin cepat mengalami keausan hingga menimbulkan panas yang lebih cepat akibat gesekan.

Sebaiknya kuras dan buang oli mobil dan biarkan baut tetap terbuka hingga oli pada mesin benar-benar keluar. Jika oli tidak keluar sama sekali, masukkan oli mesin yang baru ke dalam mesin.

Penting untuk diperhatikan, penggantian oli ini tidak terlalu penting jika tinggi air yang masuk ke dalam mobil tidak lebih dari 30 cm. Namun jika air telah masuk melewati dipstik oli, maka oli mesin harus diganti.

Untuk mengetahui apakah oli telah terkontaminasi air atau tidak dengan melihat warna oli. Oli mesin akan berubah menjadi putih jika telah tercampur dengan air.

5. Kuras Tangki Bensin

Melakukan pengurasan tangki bensin harus dilakukan apabila mobil berada pada kondisi terendam oleh banjir.

Pada kondisi demikian, ada kemungkinan bensin telah tercampur dengan air. Pengurasan ini juga dilakukan untuk mencegah timbulnya karat pada bagian tangki bensin.

Bensin yang telah bercampur dengan air dapat menghambat kinerja pengapian mesin mobil. Jika dibiarkan dalam kurun waktu lama, besar kemungkinan dapat terjadi kebocoran pada tangki bensin akibat pengkeroposan.

6. Jangan Lupa Periksa Interior Mobil

Sibuk dengan urusan mesin dan spare part mobil, jangan lupa untuk memeriksa kondisi interior mobil. Dalam kondisi tertentu air bisa saja masuk ke bagian dalam mobil melalui celah-celah sempit dan kecil mobil.

Pemeriksaan dapat dimulai dari bagian karpet, pintu, kursi, dashboard hingga bagian-bagian bawah kursi. Pengecekan harus dilakukan secara menyeluruh terutama bagi mobil yang terendam oleh banjir.

Sebagai tahap awal bersihkan noda-noda atau lumpur menggunakan air bersih dan coba keringkan dengan bantuan sinar matahari untuk mencegah timbulnya jamur dan bau apek. Untuk hasil yang maksimal dapat gunakan vaccum atau alat penyedot untuk mengeluarkan air-air yang masih tersisa di dalam mobil.

7. Bawa ke Bengkel

Kondisi mobil yang kemasukan air tentu berbeda-beda. Tidak hanya itu, jenis mobil juga turut mempengaruhi besarnya kerusakan yang ditimbulkan akibat kemasukan air terlebih jika itu adalah banjir.

Salah satu cara terakhir yang bisa dilakukan yakni dengan membawa mobil ke bengkel terdekat. Cara ini tidak hanya berlaku pada mobil yang benar-benar mogok dan tidak dapat dinyalakan meskipun telah mengikuti cara-cara di atas, namun juga untuk mobil yang kemasukan air meskipun tidak terlalu parah kondisinya.

Hal ini untuk mencegah jika ada komponen-komponen di dalam mesin yang masih rusak sehingga perlu segera diperbaiki. Langkah tersebut dilakukan agar mesin mobil tidak mengalami kerusakan yang semakin parah.

Perlu diingat bahwa ada komponen mobil yang harus rutin diganti agar tidak menimbulkan kerusakan. Hal ini perlu Anda perhatikan, karena bisa memicu kerusakan lain bila mobil sampai kemasukan air.