Sejarah penemuan kapal selam dimulai dari Cornellis Drebbel dari Jerman yang pertama kali dapat membangun kapal untuk tenggelam di bawah air. Kapal yang dibangun berupa perahu dayung, dilapisi dengan kulit yang memiliki kedalaman 4,5 meter.
Dilanjutkan dengan penemu Amerika yang bernama David Bushnell, yang membangun kapal selam untuk digunakan pada perang kemerdekaan Amerika Serikat. Seiring berjalan waktu kapal selam ini semakin dikembangkan menggunakan tenaga uap, bensin dan baterai.
Kapal selam merupakan jenis kapal yang bergerak di bawah permukaan air. Kapal ini umumnya difungsikan untuk kepentingan militer, dan dikhususkan untuk ilmu pengetahuan dan mampu menembus kedalaman yang tidak bisa dijangkau manusia.
Ada banyak jenis kapal selam di dunia. Bagian-bagian kapal selam tersebut mungkin ada sedikit perbedaan antara satu dengan yang lainnya.
Penggunaan kapal selam begitu penting bagi suatu negara, sehingga kita juga perlu mengetahui bagaimana cara kerja dari kapal selam ini. Berikut ini penjelasan mengenai cara kerja kapal selam:
Buoyancy Force
Cara kerja yang pertama dikenal dengan nama bouyancy force, di mana cara kerja ini memiliki fungsi untuk mengapung dan tenggelamnya kapal selam di dalam air. Dalam mengapung kapal selam menggunakan cara dengan memindahkan berat air yang sama dengan berat kapal. Perpindahan ini menciptakan gaya apung dan bekerja berlawanan dengan gaya gravitasi.
Di dalam kapal selam juga terdapat tangki pemberat dan tangki pengikat, jika mengapung tangki pemberat di isi udara sehingga massa jenis kapal lebih kecil dari massa jenis air di sekelilingnya.
Sedangkan untuk menyelam maka tangki pemberat kapal diisi air, sehingga massa jenis kapal lebih besar dari massa jenis air di sekelilingnya.
Hydroplane
Hydroplane merupakan perangkat yang bergerak berupa sayap-sayap yang pendek dan memiliki fungsi untuk mengatur penyelaman. Cara kerjanya air akan bergerak melewati buritan dan mendorong ke atas sehingga kapal selam mengarah ke bawah.
Adapun agar tetap berada di tempatnya setelah berada pada kedalaman yang dibutuhkan, maka kapal akan menjaga keseimbangan antara udara dan air di dalam tangki penyeimbang yang menyebabkan massa jenis keseluruhan sama besar dengan massa jenis air di sekelilingnya.
Dan setelah sampai di kedalaman untuk menjelajah sekitarnya maka hydroplane akan diluruskan sehingga kapal selam lebih leluasa untuk berjalan lurus di air pada kedalaman tersebut.
Adapun untuk kembali ke permukaan maka cara kerjanya air didorong diantara tangki penyeimbang dan buritan untuk menjaga keseimbangan ketika kapal selam muncul ke permukaan.
Udara mengalir dari tabung udara ke tangki pemberat dan air yang berada di dalam di dorong keluar sehingga massa jenis keseluruhan lebih kecil dari massa jenis di sekelilingnya. Hydroplane akan diarahkan sehingga air bergerak ke atas buritan dan mendorong buritan ke bawah sehingga kapal selam naik ke atas.
Dalam situasi yang darurat agar kapal selam dapat naik ke atas dengan cepat dapat dilakukan dengan cara mengisi tangki pemberat dengan cepat yang diisi udara bertekanan tinggi.
Secondary Propulsion
Secondary propulsion memiliki fungsi untuk motor berputar kapal selam. Jadi kapal selam memiliki kemudi ekor di dalam air. Kemudi ini berfungsi untuk berbelok ke kanan dan ke kiri. Bersama hydroplane berfungsi untuk mengatur arah depan dan belakang kapal selam.
Global Positioning System (GPS)
Sistem ini bekerja ketika kapal selam bekerja di permukaan air. Sedangkan untuk di bawah permukaan air sistem ini tidak dapat bekerja.
GPS adalah salah satu sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik dengan menggunakan sebanyak 24 satelit yang mengirim sinyal gelombang mikro ke bumi.
Cara kerjanya sinyal diterima oleh alat untuk menentukan posisi, kecepatan, arah dan waktu. Dengan memasukkan data tujuan GPS akan tampak di layar posisi, arah tujuan dan berbelok.
Sonar
Kapal selam juga dilengkapi sistem navigasi yang disebut dengan sonar, kependekan dari sound navigation and ranging. Sistem ini berfungsi untuk mengetahui letak suatu target.
Cara kerjanya menggunakan gelombang suara bawah air yang kemudian mendeteksi suatu objek di bawah laut dan mengukur jarak bawah laut.
Jadi sonar mengirim gelombang suara bawah permukaan dan menunggu gelombang pantulan. Selain itu sonar juga bisa bekerja menyempurnakan sistem navigasi inersia dengan mengindentifikasi fitur dasar lautan.
Itulah cara kerja kapal selam hingga dapat bekerja di atas permukaan dan di bawah permukaan air dengan baik.