Ada beragam jenis alat yang bisa ditemukan di laboratorium. Masing-masing alat tentu memiliki bentuk dan fungsinya tersendiri, salah satunya adalah buret.
Buret merupakan sebuah alat laboratorium yang biasanya digunakan untuk melakukan uji kimia kuantitatif dalam percobaan titrasi. Buret terbuat dari bahan kaca, berbentuk tabung panjang yang dilengkapi oleh garis-garis yang menandakan volume dan juga stopcock atau sumbatan pada bagian bawahnya.
Sumbatan tersebut berfungsi untuk menjaga tetesan sejumlah reagen cair yang berada di dalamnya. Dalam eksperimen titrasi, tentu saja dibutuhkan kecermatan dan presisi yang tinggi. Hal ini bertujuan agar jumlah tetesan memiliki ukuran yang tepat.
Untuk mengetahui lebih lanjut apa saja fungsi dan bagaimana cara menggunakan buret yang baik dan benar, mari simak penjelasannya di bawah ini!
Fungsi Buret
Secara umum fungsi buret yakni sebagai alat tetes untuk meneteskan sejumlah reagen cair ketika melakukan eksperimen, terutama dalam kegiatan titrasi. Jika dibandingkan dengan alat ukur jenis lain seperti gelas ukur ataupun pipet tetes, buret memiliki tingkat akurasi paling tinggi.
Sebuah buret mempunyai penanda volume yang dimulai dari angka nol pada bagian atas dan terus meningkat angkanya hingga ke bagian bawah.
Untuk buret laboratorium ukuran standar, besarnya kapasitas volume yang dapat ukur dapat mencapai 50 mL. Untuk penandaan volume ditempatkan secara tepat dengan penambahan 0,1 mL.
Nantinya para pengamat dapat membaca volume ke tempat desimal pertama lalu memperkirakan tempat desimal kedua.
Jenis-Jenis Buret
Berdasarkan Peruntukan
Jika dilihat dari peruntukannya, buret dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yakni:
1. Buret Asam

Buret yang terbuat cerat kaca yang dikhususkan untuk larutan bersifat asam, misal HCl, NHO3, larutan pengoksidasi (KCrO4), dan juga larutan yang bersifat netral seperti Tiosulfat.
2. Buret Basa

Buret basa mempunyai ujung cerat karet yang dilengkapi oleh bola kaca dengan fungsi sebagai keran. Jenis larutan yang diperbolehkan haruslah bersifat basa seperti NaOh, KOH, dan lain sebagainya.
3. Buret Universal

Buret universal digunakan untuk semua jenis larutan, baik yang bersifat asam, basa, ataupun netral sekalipun. Cerat ujung buret universal biasanya terbuat dari bahan teflon.
4. Buret Amber Glass

Buret amber glass adalah jenis buret yang terbuat dari material kaca berwarna coklat ataupun gelap. Buret ini dikhususkan untuk larutan kimia yang mudah mengalami oksidasi oleh sinar matahari, misal kalium permanganat dan juga iodium.
5. Buret Klasik

Buret ini juga memiliki sebutan lain yakni buret Hempel, buret Winkler, Bunte, ataupun Tutweiler untuk berbagai versi.
Buret ini berfungsi ketika sampel diukur serta gas dipindahkan ke larutan absorpsi menggunakan fluida pengikat yang berada di bejana penyamarataan.
Pada bagian atasnya terdapat stopcock atau keran, sehingga dapat dihubungkan ke atmosfer ke salah satu pipet absorpsi.
6. Buret Digital

Buret ini mempunyai bentuk seperti jarum suntik. Bagian laras terbuat dari material kaca dan pendorongnya berbahan polietilen atau plastik. Hal ini untuk mencegah cairan mengalami korosi pada kaca termasuk pada larutan alkali.
Nantinya volume ditampilkan pada layar digital, sedangkan jarum suntik mempunyai tingkat presisi tinggi dan digunakan untuk memberikan alikuot yang sangat tepat. Buret ini juga dapat dikontrol menggunakan komputer.
Berdasarkan Kapasitas dan Akurasi
Selain itu, apabila dilihat dari tingkat keakurasinya, buret juga dapat terbagi lagi menjadi beberapa jenis, antara lain:
- Buret Mikro
Buret mikro adalah buret yang mempunyai kapasitas volume sekitar 50 mL dengan tingkat skala estimasi ketidakpastian mencapai 0,10 mL.
- Buret Semi-Mikro
Buret semi-mikro merupakan buret yang mempunyai kapasitas volume sekitar 25 mL dan skala estimasi ketidakpastian atau terkecil yang dapat dibaca yakni 0,050 mL.
- Buret Makro
Buret makro adalah buret yang memiliki kapasitas mencapai 10 mL dan skala estimasi ketidakpastian sekitar 0,020 mL.
Cara Menggunakan Buret
Menggunakan alat-alat di dalam laboratorium tidak bisa dilakukan sembarangan. Harus mengikuti prosedur dan sesuai dengan langkah-langkahnya. Dan berikut cara menggunakan buret yang baik dan benar adalah sebagai berikut:
- Memastikan terlebih dahulu apakah buret yang akan digunakan dalam kondisi bersih, terbebas dari mikroorganisme, atau benda-benda kimia lainnya. Selain itu, pastikan juga jika buret dalam keadaan kering.
- Jika buret dianggap bersih, langkah selanjutnya yakni memasang buret pada statif dan klem atau tiang khusus buret. Buret harus dalam kondisi lurus, tidak miring dan terpasang dengan erat pada statif. Kondisi keran atau stopcock harus berada pada posisi tertutup rapat.
- Posisikan buret pada bidang yang darat, rata, dan berada di tempat yang rendah untuk mempermudah memasukkan larutan kimia ke dalam buret nantinya.
- Masukkan larutan titran ke dalam buret menggunakan bantuan corong laboratorium. Jangan sampai larutan titran melebihi garis miniskus maksimal buret atau titik nol. Memasukkan larutan titran sebaiknya dilakukan pada tempat yang rendah atau tidak di atas meja laboratorium. Hal ini untuk mencegah larutan titran tumpah terkena badan atau area lainnya di laboratorium.
- Setelah buret terisi oleh larutan titran, pindahkan kembali buret di atas meja laboratorium dan pastikan untuk mengkalibrasi volume titran hingga tepat berada di garis miniskus.
- Buret telah siap digunakan untuk uji coba titrasi.
Itulah tadi penjelasan mengenai buret beserta fungsi dan cara menggunakannya. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan terutama dalam memahami alat-alat laboratorium.