
Amperemeter adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik pada rangkaian tertutup dengan satuan ampere atau dengan lambang A, atau miliampere dengan lambang mA. Konversi 1 Ampere sama dengan 1000 mA.
Amperemeter merupakan sebuah alat wajib yang harus dimiliki oleh teknisi kelistrikan. Alat ukur listrik ini bekerja sesuai dengan kaidah pada gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh kumparan berlapis medan magnetik yang menghasilkan simpangan yang makin besar seiring meningkatnya arus listrik.
Instrumen ini sangatlah vital dalam penggunaan tingkat domestik ataupun tingkat industri yang berkaitan dengan kelistrikan. Teknisi sudah pasti memerlukan amperemeter untuk melakukan serangkaian tes terkait elektromagnetisme dan perilaku arus listrik untuk selanjutnya dapat mengenali dan mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan.
Jenis amperemeter berdasarkan arus listrik ada dua, yakni Amperemeter AC untuk mengukur kuat arus listrik bolak balik atau Alternating Current, dan Amperemeter DC untuk mengukur kuat arus listrik satu arah atau Direct Current.
Jenis Amperemeter berdasarkan cara kerjanya dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya:
- Amperemeter termal, bekerja menggunakan hukum ekspansi joule dimana panas yang dihasilkan oleh arus listrik sebanding dengan kuadrat arus.
- Amperemeter elektromagnetik yang dibuat dengan menggabungkan interaksi konduktor yang dialiri arus listrik atau medan magnet.
- Amperemeter hook yang dianggap sangat praktis, karena pada saat menggunakannya Anda tidak harus membuka rangkaian dan dapat digunakan untuk mengukur arus AC atau bolak-balik.
Untuk dapat bekerja dengan baik, Amperemeter terdiri dari beberapa bagian utama yakni:
1. Galvanometer
Galvanometer merupakan alat yang bekerja menggunakan prinsip Lorentz yang terbuat dari inti besi yang diselimuti dengan kumparan kawat yang sangat halus. sehingga dapat mengukur arus listrik dengan ketelitian yang sangat tinggi.
Inti besi tersebut didukung dengan poros yang memiliki sedikit hambatan gerakan, dimana kumparan atau coil diletakkan diantara dua kutub magnet permanen.
Pada saat arus listrik mengalir melalui kumparan atau coil ini, inti besi akan menjadi magnet dan mendapatkan tarikan kutub magnet satu arah atau yang lain bergantung pada polaritas yang terdapat pada sambungan. Kemudian inti berputar kemudian jarum pointer atau jarum penunjukkan akan menunjukkan intensitas pada skala amperemeter.
Untuk memperbesar batas ukur amperemeter galvanometer disusun secara paralel dengan hambatan atau resistor yang memiliki nilai hambatan yang rendah.
2. Terminal Positif dan Negatif
Terminal positif pada amperemeter berfungsi sebagai masukan positif muatan keluaran arus sedangkan terminal negatif pada amperemeter berfungsi sebagai keluaran negatif muatan masukan arus.
3. Batas Ukur
Batas Ukur (BU) merupakan satuan nilai maksimal yang dapat terukur pada amperemeter.
4. Skala Maksimum
Skala maksimum merupakan tampilan pada panel yang menampilkan batas nilai tertinggi, untuk mengukur nilai resistensi nilainya dilihat dari kanan ke kiri. Sedangkan untuk mengukur arus, tegangan AC ataupun DC, nilainya dilihat dari kiri ke kanan.
5. Resistensi Shunt
Shunt adalah suatu komponen pada amperemeter yang berfungsi untuk menciptakan jalur hambatan rendah pada arus listrik yang memungkinkannya melewati titik lain dalam rangkaian.
Resistansi shunt memiliki nilai sama dengan atau kurang dari 1 ohm. Hal ini bertujuan untuk mencegah adanya penyimpangan atau terjadinya metode pengukuran arus yang keliru ketika ammeter terhubung ke sirkuit.
6. Jarum Meter atau Pointer
Adalah komponen yang diletakkan pada inti besi dan kumparan untuk membantu menunjukkan nilai pada skala analog. Pada amperemeter digital nilai pada skala ditunjukkan dengan tampilan berupa angka digital.
Perbedaan Amperemeter dengan Voltmeter
Amperemeter dan voltmeter memiliki komponen utama yang mirip yang galvanometer, hanya saja ada dua resistor coil ditambahkan pada voltmeter. Voltmeter mengukur tegangan listrik pada dua titik atau gaya gerak listrik, sehingga Anda tidak perlu melepas rangkaian sirkuitnya.
Sedangkan amperemeter mengukur aliran atau intensitas arus pada sirkuit tertutup sehingga Anda perlu melepas rangkaian sirkuitnya.
Cara Menggunakan Amperemeter
Hal pertama yang harus Anda perhatikan adalah kuat arus pada sirkuit yang akan Anda ukur. Apabila Anda mengukur sirkuit yang memiliki kuat arus yang melebihi batas ukur maksimal akan membuat komponen pada amperemeter menjadi rusak atau tidak berfungsi.
Gunakan amperemeter sesuai dengan petunjuk baik pada penggunaan vertikal maupun horizontal sesuai desain amperemeter. Hal ini ditujukan agar tidak mempengaruhi penilaian pada jarum meter atau pointer amperemeter.
Pastikan amperemeter yang Anda gunakan sudah disetting atau diklaibrasi sebelum dipergunakan. Jangan menghubungkan amperemeter pada sirkuit beraliran listrik tinggi seperti baterai atau accu karena dapat merusak instrumen amperemeter dan juga berbahaya bagi penggunanya.
Cara Menghitung Kuat Arus Listrik dengan Amperemeter
Pada suatu pengukuran tercatat sebuah informasi yang menunjukkan angka 50 pada jarum penunjuk. Sedangkan batas maksimal yang tertera pada skala amperemeter adalah 100 dengan batas ukur sebesar 0,2 A. Berapakah besar arus listrik pada rangkaian tersebut?
Jawab:
Data yang diketahui adalah sebagai berikut.
- Skala ditunjuk = 50
- Skala maksimal = 100
- Batas Ukur = 200 mA atau 0,2 A
Maka 50/100 X 0,2 =0,1 A
Maka besaran arus listrik pada rangkaian tersebut adalah 0,1 A.